Assalamualaikum Wr.Wb
Puji
syukur selalu kita tuturkan kepada
Allah yang maha esa , yang telah
memberikan kepada kita semua nikmat sehat,panjang umur, serta yang utama ialah
nikmat islam dan iman . sekarang ane akan membahas serta membawakan tema ane
yaitu Mujahadah-Nafs,
Husnuzan dan Ukhuwah. Materi ini akan kalian pelajari biasanya pada
tingkatan SMK/MA/SMA kelas 10 . selamat membaca .
Mujahadah-Nafs,
Husnuzan dan Ukhuwah
A. Surat Al-Anfaal Ayat 72 :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah,
dan orang-orang (Ansaar) yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada
orang-orang Islam yang berhijrah itu), mereka semuanya menjadi penyokong dan
pembela antara satu dengan yang lain. Dan orang-orang yang beriman yang belum
berhijrah, maka kamu tidak bertanggungjawab sedikit pun untuk membela mereka
sehingga mereka berhijrah. Dan jika mereka meminta pertolongan kepada kamu dalam
perkara (menentang musuh untuk membela) ugama, maka wajiblah kamu menolongnya,
kecuali terhadap kaum yang ada perjanjian setia diantara kamu dengan mereka.
Dan (ingatlah) Allah Maha Melihat akan apa yang kamu lakukan. (Q.S. AL-ANFAAL
:72)
Intisari :
Pada Surat Al-Anfaal ayat 72 Allah
menyebut 2 macam dari kaum mukminin, yaitu muhajirin yang berhijrah dari Makkah
ke Madinah yang dengan sungguh-sungguh meninggalkan perkampungan dan hartanya
semata-mata membela agama allah dan Rasulullah SAW.
Sedang yang kedua adalah sahabat Anshar
yaitu penduduk Madinah yang memberi tempat bagi kawan-kawan dari Muhajirin dan
mereka mau membantu dengan harta, juga membantu membela ALLAH dan Rasulullah
dalam suka dan duka.
Mujahadah yaitu bersungguh-sungguh,
Secara istilah mujahadah dapat diartikan sebagai satu bentuk kesungguhan untuk
menjalankan perintah Allah dengan memenuhi segala kewajiban dan menjauhi atas
larangan-Nya, Secara lahir batin dengan wujud nyata dan usaha yang secara
istiqomah berupaya melawan hawa nafsu atau jihad melawan ego atau nafsu
pribadi.
B. Surat Al-Hujurat Ayat 10
Artinya : “sesungguhnya orang-orang
Mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan
bertaqwalah kepada allah supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-Hujurat:10)
Intisari :
Ayat di atas berhubungan dengan
Ukhuwah. Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai “Persaudaraan”. Makna asal ini
memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang
merasa bersaudara.
Rasulullah saw Bersabda : “Bahwa seorang
mukmin terhadap mukmin yang lain laksana bagian dari satu bangunan yang saling
mengokohkan.” (HR.Muslim)
Ini memberi arti bahwa masyarakat yang
bersendikan persaudaraan selalu dalam ta’awun(Saling tolong menolong), karena
mereka disatukan oleh satu keyakinan, yang disebut Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah
Islamiyah sesungguhnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari iman dan
taqwa. Iman tidak akan sempurna tanpa ukhuwah dan ukhuwah tidak ada artinya
tanpa dilandasi Keimanan
Sesuai dengan pemaknaan ukhuwah
menurut Al-qur’an dan Al-Sunnah, maka ukhuwah dapat dibedakan menjadi empat
bentuk, yaitu :
a. Ukhuwah fi al-ubudiyah , yaitu seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti
memiliki kesamaan (QS. Al-An’am:3)
b. Ukhuwah fi al-insaniyah , yaitu seluruh umat manusia adalah bersaudara,
karena mereka bersumber dari ayah ibu yang satu
c. Ukhuwah fi al-Wathaniyah wa al-Nasab, Yaitu Saudara dalam seketurunan dan
kebangsaan seperti yang diisyaratkan dalam QS.Al-A’raf:65,QS.Hud:50 yang
berbunyi : “Waila ‘a din ‘a khohum
huwdaa” Artinya : “ Dan kepada kaum ‘Aad (Kami utus) Saudara mereka yaitu
Hud.. “(QS.AL-A’RAF:65, QS.HUD:50)
d. Ukhuwah fi din al-Islam, yaitu persaudaraan antaraintem umat Islam,
Dilihat dari sifatnya, ukhuwah bentuk terakhir ini lingkupnya lebih sempit,
karena hanya mencakup umat islam saja . Contoh : Mengucapkan salam dan menjawab salam.
Prinsip : Ukhuwah fi dinil islam harus diorientasikan pada delapan prinsip
pokok, yaitu :
1.
Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas akidah yang mantap,
yakni akidah yang disimpulkan dalam kalimat “La ilah illa Allah wa Muhammad
Rasul Allah”. Perwujudan ukhuwah tersebut harus ditopang oleh persamaan
konsep antropologi, yaitu siapa manusia, dan kosmologi, yaitu alam fana, dan
teologis, yaitu siapa Tuhan.
2. Al-Tasamuh fi al-ikhtilaf, yaitu adanya
toleransi dalam setiap perbedaan pendapat. Karena, perbedaan pendapat pada
dasarnya tidak berkaitan dengan ushuluddin (pokok agama), dan perbedaan
itu hakikatnya merupakan rahmat bagi kita umat Muhammad “ikhtilaf
ummati rahmah” (perbedaan pendapat antara umatku, merupakan suatu rahmat).
Dengan adanya ikhtilaf yang didasari sikap tasamuh, maka umat Islam
berlomba-lomba dalam mencari dan menemukan kebenaran.
3. Al-Ta’awwun, yakni bekerja sama
antarperson dan antarorganisasi keislaman. Masing-masing person dan
masing-masing organisasi bergerak di bidangnya sendiri, tanpa meninggalkan
konsolidasi terhadap person atau organisasi yang bergerak di lain bidang.
4. Al-Tawazun, yaitu sikap perimbangan
antara semua bidang, baik perimbangan antara kepentingan person dengan
kepentingan organisasi, kepentingan organisasi sendiri dengan organisasi
keislaman lain. Karena semua ibarat sayap burung yang saling bergantian mengepak,
suatu saat yang kanan tinggi, sedang yang kiri rendah. Demikian juga
sebaliknya.
5. Al-Tawassuth, yaitu bersikap sederhana
dan tidak memihak diantara sesama muslim atau sesama organisasi . sabda Nabi
SAW., “khirul umur awsathuha” (sebaik-baik perkara adalah yang paling
sederhana).
6. Al-Wahdan wa ittishal, yaitu adanya
integritas dan konsoliditas antara umat Islam, baik di bidang ibadah, muamalah,
yang mencakup bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan, sosial,
pertahanan-keamanan, dan sebagainya.
7. Memandang
Islam sebagai agama yang “rahmah li ‘alamin”, yakni agama yang
memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia bahkan seluruh
kosmis, konsep tersebut harus ditopang dengan landasan yang kuat, yaitu landasan
kiblat umat yang disimpulkan dalam ka’bah sebagai sarana kesatuan tauhid
seluruh umat Islam, serta berlandaskan pada Al-Quran dan Al-Sunnah sebagai
jalan hidup dan penengah bila terjadi perselisihan antara umat Islam.
8. Membentuk
pemerintah yang islami, dimana pemimpin dan undang-undang Allah dan Rasul-Nya.
C. Surat Al-Hujurat Ayat 12
Artinya : “Wahai orang-orang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, lagi Maha Penyayang
(Q.S.Al-Hujurat:12)
Intisari : Husnuzan berasal dari dua kata dalam bahasa arab, yaitu Husnu yang berarti baik dan Zann yang berarti dugaan atau
persangkaan. Dengan demikian, husnuzan berarti berprasangka baik terhadap
seseorang sebelum di ketahui keburukannya secara pasti.
Dilihat dari segi kepada siapa dilakukan , husnuzan terdari 3 macam bentuk
yaitu :
a. Husnuzan kepada Allah Swt.
Husnuzan kepada Allah adalah sikap
berbaik sangka kepada semua ketentuan Allah Swt. Yang berlaku. Sikap itu akan
melahirkan sikap tawaduk dan memantapkan keimanan manusia.
b. Husnuzan kepada diri sendiri.
Manusia menghadapi banyak tantangan
dan persoalan dalam kehidupa sehari-hari. Beberapa tantangan itu mungkin
berhasil di atasi, namun beberapa tantangan lain mungkin gagal diselesaikan.
Umat islam tidak boleh berprasangka buruk pada dirinya sendiri hingga
menimbulkan sikap pesimis dan putus asa. Hal itu di firmankan Allah Swt. Dalam
surat yusuf ayat 87 yang memiliki arti sebagai berikut : “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang
berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir”.
c. Husnuzan kepada Sesama
Manusia adalah makhluk social yang
membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Agar hubungan dengan orang
lain berjalan dengan baik, perilaku husnuzan harus selalu dilaksanakan. Berlaku
husnuzan akan menghilangkan rasa iri, dengki, hasad, hasut, serta perilaku
negatif lainnya.
Dapat kite simpulkan dari materi kali ini kita umat
islam haruslah menjadi menusia yang mampu melawan musuh terbesar kita yaitu
nafsu kite sendiri , dan selalu berbaik sangka kepada setiap umat manusia ,
serta kita harus menjaga kesatuan kita sebagai umat muslim karna dengan kita
bersatu maka kita akan tetap kukuh dalam kekeluargaan , jangan kite hancurkan
karna sesuai dengan pepatah ‘Bersatu kite teguh bercerai kita berantakan’.
Mudah-mudahan
pengetahuan yang sedikit ane beri dapat bermanfaat bagi kite semua terutama
buat ane sendiri, serta kita semua
selalu istiqomah dengan ajaran Nabi kita Nabi Muhammad SAW , semoga kita akan mendapatkan syafa’atnya di
yaumul qiyamah nanti , serta selalu di rahmati Allah SWT . aamiin ..
Kurang lebihnya
ane minta maaf , keburukan datangnye dari ane , kemulian dan kebaikan datangnya
hanya dari Allah Swt. Akhirul kalam .
Wassalamualaikum Wr.Wb